Aksi 10.000 Pesawat Kertas untuk Presiden
Jakarta - Hari ini di depan istana Merdeka, sekitar 10.000 surat dari berbagai kota di Indonesia siap untuk disampaikan kepada Presiden sebagai dukungan dari masyarakat agar Presiden Joko Widodo segera menyelamatkan bangsa Indonesia dari dampak rokok dengan aksesi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control). 10.000 surat ini divisualkan menjadi pesawat kertas yang beterbangan dari berbagai penjuru kota di Indonesia dan mendarat di istana Merdeka.
10.000 surat ini dikumpulkan sejak April 2016 oleh 20 orang Pembaharu Muda dari 17 kota di Indonesia. Mereka melakukan edukasi, kampanye dan mengumpulkan surat untuk Presiden di komunitas, organisasi, sekolah, kampus, taman kota, event car free day dan lainnya. Kemudian kampanye ini menyebar dan surat-surat berdatangan dari tempat lain seperti, Banda Aceh hingga Jayapura. Surat-surat juga terkumpul secara online dan melalui PO Box 1124 JKS 12011.
Beragam surat-surat tersebut menyampaikan harapan dan dukungan kepada Presiden Joko Widodo agar membuat aturan yang ketat terhadap pengendalian tembakau, melalui aksesi terhadap FCTC untuk melindungi generasi kini dan mendatang. “Dengan mengaksesi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control), kami berharap Pemerintah berkomitmen membuat aturan yang lebih ketat dalam pengendalian tembakau. Penjualan rokok dibatasi hanya di tempat-tempat tertentu dan harga rokok dinaikkan supaya tidak mudah dibeli oleh masyarakat. Penjual dilarang menjual rokok kepada anak-anak, dan pelanggaran terhadap hal ini harus diberikan sanksi yang keras,” demikian cuplikan sebuah surat dari seorang pegawai BUMN di Jakarta.
Harapan masyarakat ini tentu saja sangat beralasan, mengingat prevalensi perokok di Indonesia tertinggi di dunia menurut data WHO. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan, 48,4 juta jiwa penduduk usia di atas 10 tahun merokok setiap hari, dan 80% diantaranya mulai merokok di usia 15-19 tahun. Rokok menjadi penyebab kematian 6 juta orang setiap tahun dimana 600 ribu orang diantaranya perokok pasif.
Lisda Sundari, Ketua Lentera Anak menyatakan “FCTC sudah melindungi anak-anak di 187 negara dari epidemi global konsumsi tembakau. Indonesia satu-satunya negara di Asia yang masih menunda aksesi FCTC. Jika tidak segera aksesi FCTC, Indonesia akan gagal menikmati bonus demografi. Karena pada 2020 mereka (anak muda) rentan menjadi penduduk produktif yang sakit-sakitan dan menjadi beban ekonomi. Sehingga dapat mengancam bonus demografi yang hanya terjadi sekali sepanjang sejarah sebuah Negara”.
Untuk menunjukkan besarnya dukungan masyarakat, Lentera Anak bersama 22 komunitas, organisasi, sekolah dan universitas mengadakan aksi kreatif “10.000 Pesawat Kertas untuk Presiden”, hari ini, di depan Istana Merdeka, Jakarta. Ragam acara aksi tersebut antara lain adalah pementasan teater, pembacaan surat untuk Presiden, penerbangan pesawat kertas dan flash mob.
Iman Mahaputera Zein, Youth Empowerment Officer Lentera Anak, menyatakan aksi kreatif “10.000 Pesawat Kertas Untuk Presiden” adalah salah satu acara dalam rangkaian kegiatan menyambut Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2016. Pembaharu Muda dari 17 kota juga menyambut Hari Tanpa Tembakau Sedunia dengan berbagai aksi ala anak muda bersama komunitasnya untuk menunjukkan dukungan mereka kepada Presiden Joko Widodo meyelamatkan generasi bangsa dari dampak rokok dengan aksesi FCTC.
Citra Demi Karina, salah seorang Pembaharu Muda dari Jakarta, yang mengumpulkan lebih dari 1.000 surat untuk Presiden dari komunitasnya menyatakan, “Saya bersama komunitas Forum Anak Jakarta Barat berkeliling ke beberapa Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Jakarta, dan menyaksikan sendiri bagaimana anak-anak dan remaja bersemangat menulis surat untuk presiden. Begitu juga para pelajar yang kami datangi di beberapa sekolah di jakarta, sangat antusias untuk menyatakan menolak menjadi target industri rokok,” ujarnya. Menurut Citra, upaya penggalangan dukungan Surat Untuk Presiden yang terutama digerakkan para Pembaharu Muda adalah wujud kegelisahan anak muda Indonesia yang ingin menyelamatkan bonus demografi.
“Edukasi dan kampanye yang kami lakukan kepada organisasi dan komunitas bertujuan menyadarkan masyarakat luas bahwa Indonesia sudah darurat rokok, dan kita tak bisa tinggal diam, kita harus mendukung pemerintah untuk bersama-sama menyelamatkan generasi muda dari dampak rokok. Inilah bentuk dukungan kami, mengumpulkan surat-surat dari masyarakat kepada Presiden untuk mengaksesi FCTC,” papar Citra.
Karena itu, Citra yang juga Juru Bicara Gerakan Muda FCTC ini sangat berharap Presiden Jokowi bersedia menerima 10.000 surat dukungan yang sudah dikumpulkan dari berbagai kota di seluruh Indonesia. “Kami ingin sekali bertemu Bapak Jokowi untuk menyampaikan secara langsung 10.000 surat dukungan ini. Kami sangat berharap Bapak Jokowi bersedia menerima suara dari masyarakat yang mendukung Bapak untuk menyelamatkan bangsa dari dampak rokok,” pungkasnya.